Jumat, 15 Juni 2012

Observasi Lapangan di PT PG Rajawali Krebet Malang


Profil Singkat Perusahaan
PT. PG KREBET BARU
PT Pabrik Gula Rajawali I pada awalnya merupakan penggabungan Pabrik Gula Krebet Baru dan Pabrik Gula Rejo Agung Baru tahun 1995, yang merupakan anak perusahaan PT Rajawali Nusantara Indonesia. Dalam menjalankan usahanya, PT PG Rajawali I sebagai kantor pusat berkedudukan di jalan Undaan Kulon No. 57-59 Surabaya - Jawa Timur, sedangkan unit-unit dan anak perusahaan tersebar di wilayah Jawa Timur. 

Perusahaan ini terus berupaya untuk berkembang melalui produk-produk berdaya saing tinggi. Pengembangan jumlah unit usaha dan jenis produk pun dilakukan untuk mencapai pertumbuhan profit yang berkelanjutan dan mampu memberi nilai tambah perusahaan bagi stake holders. Perusahaan ini bergerak di bidang agroindustri, senantiasa mengutamakan kualitas produk dan layanan dalam upayanya melaksanakan dan menunjang program pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional.


Sejarah Perkembangan Perusahaan

Tahun 1906 

Didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda, kemudian dibeli oleh Oei Tiong Ham Concern.

Tahun 1947

Pada masa perang pabrik mengalami kerusakan parah sehingga tidak beroperasi

Tahun 1953

Atas desakan IMA PETERMAS (Indonesia Maskapai Andal Koperasi Pertanian Tebu Rakyat Malang Selatan), maka diadakan perbaikan oleh Oei Tiong Ham Concern yang bekerjasa dengan Bank Industri Negara. 

Tahun 1957 

PG Krebet Baru sudah dapat memproduksi gula dengan kualitas Superior High Sugar (SHS), dimana semenjak pembangunan kembali hanya mampu memproduksi High Sugar (HS).

Tahun 1961

Pemerintah RI mengambil alih semua perusahaan OTHC, sedangkan kegiatan perusahaan tetap berjalan dibawah pengawasan Menteri / Jaksa Agung RI. 

Tahun 1963

Perusahaan dan pengelolaan atas harta kekayaan ex OTHC diserahterimakan dari Menteri / Jaksa Agung RI kepada Menteri Urusan Pendapatan, Pembiayaan dan Pengawasan (P3) sekarang Departemen Keuangan RI.

Tahun 1964

Oleh Departemen Keuangan RI dibentuk PT. Perusahaan Perkembangan Ekonomi Nasional (PPEN) Rajawali Nusantara Indonesia disingkat PT. Rajawali Nusantara Indonesia yang merupakan BUMN.

Tahun 1968 
Kapasitas giling PG Krebet Baru sudah mencapai 1.600 TCD

Tahun 1974
 
Dengan fasilitas pemerintah dalam rangka penanaman modal dalam negeri, maka kapasitas giling ditingkatkan menjadi 2.00 TCD. Hal ini disebabkan adanya perbaikan dan penggantian mesin yang sudah tua.

Tahun 1976
 
Dibangun pabrik gula dengan nama PG Krebet Baru II untuk menggantikan pabrik gula lama, tetapi atas permintaan Gubernur agar pabrik gula lama (PG Krebet Baru I) tetap dioperasikan, sehingga kapasitas menjadi 5.000 TCD.

Tahun 1982 s/d sekarang 

Kapasitas giling PG Krebet Baru I sebesar 2.800 sedang PG Krebet Baru II sebesar 3.600 TCD. Tahun 2009 kapasitas giling PG Krebet Baru I menjadi 6.500 TCD sedang PG Krebet Baru II menjadi 5.500 TCD, dan akan ditingkatkan sesuai dengan kondisi.

Observasi Lapangan

Mahasiswa Psikologi Brawijaya  yang terdiri dari 12 siswa tiba di PT Gula Krebet Baru pada pukul 09.30 WIB. Setelah melakukan rapat koordinasi dengan bagian Humas PT Gula Krebet Baru tersebut, para mahasiswa dibawa ke salah satu pabrik penggilingan yang berada tak jauh dari kantor utama PT Gula Krebet Baru. Sebelumnya bagian Humas telah menjelaskan bahwasannya saat itu pabrik penggiling masih dalam proses perbaikan dan pembersihan, jadi tidak ada proses penggilingan yang bisa di observasi, sedangkan pekerja yang bekerja memperbaiki dan membersihkan adalah sebagian pekerja tetap dan mayoritas pekerja sementara.

Saat memasuki pabrik penggilingan telah terdengar bunyi nyaring dari alat – alat kontruksi untuk memperbaiki pabrik tersebut. Secara umum di dalam pabrik tersebut banyak berserakan mesin – mesin penggiling tebu yang sedang dilepas per bagian dan kemudian dibersihkan dan diperbaiki, sehingga terlihat agak kumuh dan kotor serta berdebu. Bagian – bagian mesin yang dilepas tadi langsung dibersihkan dan diperbaiki ditempat, sehingga parbrik tersebut terlihat seperti bengkel dimana setiap pekerjanya mempunyai tugas masing – masing dalam memperbaikinya.
 


Selama observasi, kami dipandu oleh 2 orang pegawai perusahaan tersebut, dimana mereka menjelaskan mengenai proses penggilingan dari awal sampai akhir. Saat proses perbaikan dan pembersihan tersebut, para pekerja tidak menggunakan perlengkapan K3 yang standar. Beberapa pekerja hanya memakai sepatu boots, tanpa memakai helm dan sarung tangan, dan hanya beberapa dari mereka yang menggunakan kacamata goggles dimana mereka memang sedang memperbaiki mesin dengan menggunakan gerinda.

Selain membersihkan dan memperbaiki mesin penggilingan, terdapat pembangunan lantai keramik di beberapa tempat di pabrik tersebut. Memang pada pabrik tersebut pada beberapa bagian tempat masih beralaskan tanah, sehingga kesan pertama yang muncul saat memasuki pabrik tersebut adalah kotor dan kumuh. 

Jika dilihat dari sejarah pendirian PT PG Krebet ini, memang terjadi beberapa perombakan besar – besaran terhadap beberapa mesin yang digunakan. Perombakan tersebut juga termasuk penambahan kapasitas giling pabrik tersebut. Hal ini terlihat dari beberapa bagian mesin dan perlengkapan yang lain yang memang menggunakan teknik tambal sulam dalam meningkatkan kapasitas penggilingan. Terdapat beberapa bagian mesin yang memang baru dan ada pula mesin yang memang sejak lama telah beroperasi sebelumnya. Kontruksi bangunan pabrik tersebut pun terlihat menggunakan teknik yang sama, dimana beberapa bagian terlihat modern alias baru sedangkan yang lainnya terlihat seperti sudah rusak. Kontruksi bangunan pabrik tersebut di setting sedemikian rupa agar cahaya matahari bisa masuk kedalam pabrik sehingga penerangan di dalamnya lebih maksimal. Bangunan pabrik tersebut menjulang tinggi ke atas sampai 10meter, namun hanya memiliki sedikit ventilasi udara.

Menurut pemandu yang mengawal kami, pekerjaan memperbaiki dan membersihkan pabrik tersebut berlangsung dari jam 7 pagi sampai jam 5 sore. Sedangkan pada proses penggilingan, pabrik tersebut beroperasi 24 jam. Uniknya di dalam pabrik tersebut terdapat ruang untuk merokok, dimana ruang merokok tersebut tidak berada dalam ruangan melainkan berada di area terbuka di dalam pabrik. Pada saat proses perbaikan dan pembersihan pabrik pun terlihat banyak pekerja yang merokok sambil mengerjakan pekerjaannya di luar area bebas merokok tersebut. Hal ini diperbolehkan oleh pihak perusahaan hanya saat proses perbaikan saja, apabila pada proses penggilingan nantinya, pekerja dilarang melakukan hal tersebut.
Selain itu di dalam pabrik juga terdapat area untuk bermain bulu tangkis. Area tersebut memang sengaja dibuat menurut pemandu kami sebagai media melepaskan stres kerja para pekerjanya di pabrik tersebut. Pada bagian sanitasi dan pembuangan air limbah, keika kami mengobservasi terlihat tidak beroperasi, dalam artian air limbah di pembuangan pabrik tersebut macet. Menurut pemandu yang mengawal kami, air limbah tersebut nantinya akan disalurkan ke pabrik lain yang berada dekat dengan pabrik penggilingan tersebut. Pabrik lain yang dimaksud memang merupakan bagian penanggulangan limbah, dimana nantinya limbah tersebut akan dijadikan pupuk menurut pemandu kami. Pada beberapa bagian mesin menggunakan sistem pemberian warna. Beberapa mesin dan saluran penggilingan menggunakan warna merah, hijau dan biru untuk menunjukkan kegunaan mesin serta unsur apa yang terkandung dalam saluran penggilingan tersebut.

Suasana kerja di dalam pabrik tersebut terlihat lenggang, dimana para pekerja bebas berinteraksi dengan pekerja lain terlepas dengan pekerjaanya. Terlihat beberapa pekerja dapat bercanda gurau dengan pekerja lain sambil mengerjakan tugasnya. Semua pekerja di pabrik tersebut adalah pria karena pekerjaan yang mereka lakukan termasuk pekerjaan berat. Sedangkan pada bagian administrasi yang merupakan tempat kita melakukan rapat koordinasi terdapat beberapa pegawai wanita.
Kontruksi bangunan secara menyeluruh di PT PG Krebet Baru ini masih merupakan peninggalan Kolonial Belanda, sehinggabentuk bangunan khas Belanda masih terlihat jelas pada beberapa bagian perusahaan ini. Kami kemudian meninggalkan pabrik pada pukul 12.30 WIB, dan berpamitan pulang pada bagian Humas, setelah itu kami tiba di Kampus UB pada pukul 14.00